Parasetamol
INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI
Parasetamol atau asetaminofen diindikasikan untuk mengurangi rasa nyeri ringan sampai sedang, seperti sakit kepala, sakit gigi, nyeri otot, dan nyeri setelah pencabutan gigi serta menurunkan demam. Selain itu, parasetamol juga mempunyai efek anti-radang yang lemah.Parasetamol tidak boleh diberikan pada orang yang alergi terhadap obat anti-inflamasi non-steroid (AINS), menderita hepatitis, gangguan hati atau ginjal, dan alkoholisme. Pemberian parasetamol juga tidak boleh diberikan berulang kali kepada penderita anemia dan gangguan jantung, paru, dan ginjal.
Parasetamol terdapat dalam berbagai bentuk dan dalam
berbagai campuran obat sehingga perlu diteliti jumlahnya untuk
menghindari overdosis. Risiko kerusakan hati lebih tinggi pada peminum
alkohol, pemakai parasetamol dosis tinggi yang lama atau pemakai lebih
dari satu produk yang parasetamol.
EFEK SAMPING
Efek samping parasetamol jarang ditemukan. Efek samping
dapat berupa gejala ringan seperti pusing sampai efek samping berat
seperti gangguan ginjal, gangguan hati, reaksi alergi dan gangguan
darah. Reaksi alergi dapat berupa bintik – bintik merah pada kulit,
biduran, sampai reaksi alergi berat yang mengancam nyawa. Gangguan darah
dapat berupa perdarahan saluran cerna, penurunan kadar trombosit dan
leukosit, serta gangguan sel darah putih. Penggunaan parasetamol jangka
pendek aman pada ibu hamil pada semua trimester dan ibu menyusui.
DOSIS
Untuk meredakan nyeri dan menurunkan demam, dosis
parasetamol dewasa 325 – 650 mg setiap 4 jam atau 500 mg setiap 8 jam.
Dosis anak adalah 10 – 15 mg/kgBB , dapat diberikan setiap 4 jam
(maksimal 5 dosis dalam 24 jam). Dosis maksimal akumulatif parasetamol
adalah 4 gram per hari. Efek parasetamol mulai muncul 30 – 60 menit
setelah konsumsi dan bertahan selama 4 jam.
0 komentar:
Posting Komentar