ampicillin

ampisilin (ampicillin) adalah antibiotik golongan beta laktam termasuk keluarga penisillinum yang mempunyai spektrum luas, aktif terhadap bakteri gram negatif maupun gram positif. ampisilin (ampicillin) adalah bakteriocidal yang bekerja dengan cara menghambat secara irreversibel aktivitas enzim transpeptidase yang dibutuhkan untuk sintesis dinding sel bakteri. Secara spesifik ampisilin (ampicillin) menghambat tahap tiga-tahap akhir dari proses sintesis dinding sel bakteri yang merupakan awal dari kehancuran sel bakteri tersebut.
obat ini tersedia dalam bentuk tablet, kaplet atau kapsul 250 mg, 500 mg atau 1000 mg dan 125 mg/ 5 ml sirup atau 250 mg/ 5 ml sirup forte.

Indikasi


  • Kegunaan ampisilin (ampicillin) adalah untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang peka terhadap ampisilin (ampicillin) seperti infeksi saluran nafas : otitis media akut, faringitis yang disebabkan streptococcus, faringitis, sinusitis.
  • Ampisilin (ampicillin) adalah antibiotik pilihan pertama untuk pengobatan infeksi-infeksi yang disebabkan enterococcus seperti endocarditis dan meningitis.
  • Ampisilin (ampicillin) digunakan juga untuk pengobatan gonorrhoea, infeksi kulit dan jaringan lunak,  Infeksi saluran kemih, infeksi Salmonella dan shigela .
  • Selengkapnya lihat pada dosis.

Kontra indikasi


Penggunaan antibiotik ampisilin (ampicillin) harus dihindari pada pasien hipersensitifitas pada ampisilin (ampicillin)  dan antibiotika bata laktam lainnya seperti penicillin dan cephalosporin.

Efek Samping


  • kebanyakan efek samping ampisilin (ampicillin) yang muncul adalah mual, muntah, ruam kulit, dan antibiotik kolitis.
  • Efek samping yang jarang seperti angioedema dan Clostridium difficile diarrhea.
  • Perawatan medis harus segera diberikan jika tanda-tanda pertama dari efek samping muncul karena jika seseorang mengalami reaksi hipersensitivitas terhadap ampisilin (ampicillin), dapat mengalami shock anafilaktik yang bisa berakibat fatal.

Perhatian


  • Hati-hati memberikan ampisilin (ampicillin) pada penderita dengan fungsi hati dan ginjal yang rusak terutama pada pemakaian obat dalam jangka waktu panjang.
  • Hentikan pemakaian ampisilin (ampicillin) jika terjadi super infeksi yang biasanya terjadi pada saluran pencernaan (umumnya disebabkan Enterobacter, Pseudomonas, S.aureus Candida)
  • Antibiotik golongan penicillin termasuk ampisilin (ampicillin) telah diketahui ikut keluar bersama air susu ibu (ASI). Oleh karena itu, jika ampisilin (ampicillin) digunakan untuk ibu menyusui, perlu dikonsultasikan dengan dokter. Untuk menghindari efek sensitivitas ampisilin (ampicillin) terhadap bayi, penggunaan antibiotik ini harus dilakukan dengan jarak yang cukup dengan saat menyusui.

Toleransi terhadap kehamilan


Penelitian pada reproduksi hewan tidak menunjukkan resiko pemakaian ampisilin (ampicillin) pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada wanita hamil / Penelitian pada hewan telah menunjukkan efek buruk , namun studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada ibu hamil tidak menunjukkan resiko untuk janin pada trimester berapapun.

interaksi obat


  • ampisilin (ampicillin) jika diberikan bersamaan dengan allopurinol dapat meningkatkan reaksi hipersensitivitas.
  • obat antikoagulan warfarin dan obat probenezid dapat meningkatkan kadar ampicillin dalam plasma sehingga meningkatkan efek farmakologi ampicillin.
  • ampisilin (ampicillin) dapat menurunkan efektivitas obat kontrasepsi oral.

Dosis ampicillin


ampisilin (ampicillin) diberikan dengan dosis sebagai berikut :
Dosis lazim dewasa untuk infeksi bakteri :
parenteral:
  • infeksi saluran pernafasan dan jaringan lunak : 250-500 mg injeksi intramuskular atau intravena setiap 6 jam.
  • Infeksi saluran pencernaan dan saluran urogenital (termasuk infeksi oleh N.gonorrhoeae pada wanita) : 500 mg injeksi intramuskular atau intravena setiap 6 jam.
  • Urethritis pada laki-laki karena N.gonorrhoeae : 500 mg injeksi intramuskular atau intravena setiap 8 – 12 jam untuk 2 dosis.
  • Bakterial meningitis : 150 – 200 mg/kg/hari dalam dosis terbagi setiap 3 – 4 jam.
  • Septikemia : 150 – 200 mg/kg/hari.
Oral :
  • infeksi saluran pencernaan dan urogenital : 500 mg secara oral setiap 6 jam.
  • Gonore : 2 – 3.5 gram + probenezid 1 gram sebagai dosis tunggal.
  • Infeksi saluran pernafasan : 250 mg secara oral setiap 6 jam.
Dosis lazim dewasa untuk pencegahan bakterial endokarditis :
  • 2 g injeksi intramuskular atau intravena dalam dosis tunggal 30 – 60 menit sebelum prosedur operasi gigi.
Dosis lazim dewasa untuk meningitis :
  • 150 – 200 mg/kg/hari injeksi intravena dalam dosis terbagi setiap 3 – 4 jam.
Dosis lazim dewasa untuk gastroenteritis :
  • 500 mg secara oral atau injeksi intramuskular / intravena setiap 6 jam.
Dosis lazim dewasa untuk Infeksi Intraabdominal :
  • 500 mg secara oral atau injeksi intramuskular / intravena setiap 6 jam.
Dosis lazim dewasa untuk infeksi kulit dan jaringan lunak :
  • 250 – 500 mg secara oral setiap 6 jam atau 1-2 g injeksi intravena setiap 4 – 6 jam, tergantung keparahan infeksi.
Dosis lazim dewasa untuk faringitis :
  • Parenteral : 250 – 500 mg injeksi intramuskular atau intravena setiap 6 jam.
  • Oral : 250 mg secara oral setiap 6 jam.
Dosis lazim dewasa untuk sinusitis :
  • Parenteral : 250 – 500 mg injeksi intramuskular / intravena setiap 6 jam.
  • Oral : 250 mg secara oral setiap 6 jam.
Dosis lazim dewasa untuk infeksi saluran pernapasan atas :
  • Parenteral : 250 – 500 mg injeksi intramuskular atau intravena setiap 6 jam.
  • Oral : 250 mg secara oral setiap 6 jam.
Dosis lazim dewasa untuk pneumonia :
  • Parenteral : 250 – 500 mg injeksi intramuskular / intravena setiap 6 jam.
  • Oral : 250 mg secara oral setiap 6 jam.
Dosis lazim dewasa untuk bronchitis :
  • Parenteral : 250 – 500 mg injeksi intramuskular / intravena setiap 6 jam.
  • Oral : 250 mg secara oral setiap 6 jam.
Dosis lazim dewasa untuk infeksi saluran kemih :
  • 500 mg secara oral atau injeksi intramuskular / intravena setiap 6 jam.
Dosis lazim dewasa untuk Pielonefritis (infeksi saluran ginjal) :
  • 500 mg secara oral atau injeksi intramuskular atau intravena setiap 6 jam.
Dosis lazim dewasa untuk shigellosis :
  • 500 mg secara oral atau injeksi intramuskular / intravena setiap 6 jam.
Dosis lazim dewasa untuk demam tifoid :
  • 500 mg secara oral atau injeksi intramuskular / intravena setiap 6 jam.
Dosis lazim dewasa untuk otitis media :
  • 500 mg secara oral atau 1 – 2 g injeksi intramuskular atau intravena setiap 6 jam, tergantung pada keparahan infeksi.
Dosis lazim anak untuk meningitis :
Neonatus :
  • Usia < 7 hari : 50-100 mg/kg BB injeksi intravena setiap 8 jam.
  • Usia > 7 hari : 50-75 mg/kg BB injeksi intravena setiap 6 jam.
Bayi dan anak-anak :
  • 50-100 mg/kg BB injeksi intravena setiap 6 jam.
Dosis lazim anak untuk pencegahan bakterial endokarditis :
  • 50 mg/kg BB injeksi intramuskular / intravena. Diberikan sebagai dosis tunggal 1 jam sebelum prosedur operasi gigi.
Dosis lazim anak untuk infeksi saluran pernafasan bagian atas (termasuk pneumonia), infeksi kulit dan jaringan lunak, serta infeksi saluran kemih :
Neonatus :
  • Usia < 7 hari (BB < 2 kg) : 50 mg/ kg BB injeksi intramuskular atau intravena setiap 12 jam.
  • Usia < 7 hari (BB > 2 kg) : 50 mg/ kg BB injeksi intramuskular atau intravena setiap 8 jam.
  • Usia 8-28 hari (BB < 2 kg) : 50 mg/ kg BB injeksi intramuskular atau intravena setiap 8 jam.
  • Usia 8-28 hari (BB > 2 kg) : 50 mg/ kg BB injeksi intramuskular atau intravena setiap 6 jam.
Usia > 1 bulan :
  • Infeksi ringan :
parenteral : 25-37.5 mg/kg BB injeksi intramuskular atau intravena setiap 6 jam.
Oral : 12.5-25 mg/kg BB setiap 6 jam.
  • Infeksi berat :
50-100 mg/kg BB injeksi intramuskular atau intravena setiap 6 jam.
dosis tinggi dapat diberikan untuk infeksi yang lebih berat. sediaan oral sebaiknya diberikan 1/2 – 1 jam sebelum makan untuk memaksimalkan penyerapan obat. Untuk pasien dengan fungsi ginjal yang buruk, monitor kadar obat dalam plasma dan urine harus dilakukan.